Ini salah satu episode aneh dalam kisahpengembaraan manusia: faktor ketidaksengajaan menuntun orang menemukanMadagaskar.
Seperti dimuat situs sains, Physorg.com, sejaklama Madagaskar menjadi daya tarik bagi para antropolog. Salah satu alasannya,mengapa manusia tak menjamahnya selama ribuan tahun. Pulau keempat terbesardunia itu sebelumnya hanya dihuni para lemur.
Tim ilmuwan biologi molekular yang dipimpinMurray Cox dari Massey University Selandia Baru menggunakan uji DNA dari 266orang dari tiga etnik Malagasy -- orang asli Madagaskar, untuk menguakteka-teki migrasi itu.
Mereka menemukan, sekitar 1.200 tahun lalu,sekelompok manusia untuk kali pertamanya menginjakkan kaki di Madagaskar.Diduga karena kapal yang karam.
Hasil analisa gen dari mitokondria -- bateraisel yang gennya diwariskan dari ibu, menyimpulkan, 30 perempuan termasuk penemuMadagascar, 28 di antaranya dipastikan dari Indonesia. Para ilmuwan jugamemastikan, pembawa kromosom Y -- yang diwariskan garis ayah berasal darinusantara, hanya belum diketahui pasti berapa jumlahnya.
Simulasi komputer menunjukkan, pemukimanpertama di Madagaskar ada pada tahun 830 Masehi, saat yang bersamaan denganberkembangnya perdagangan nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, yangberpusat di Sumatera.
Tak hanya soal DNA, ada faktor lain yangmenunjukkan kontribusi nusantara, yakni bahasa. Dari segi linguistik, pendudukMadagaskar bicara dalam bahasa, yang asal-usulnya bisa dilacak sampaiIndonesia.
Sebagian besar dari leksikon Ma'anyan, bahasayang dipraktekan sehari-hari di masyarakat yang bermukim di sepanjang SungaiBarito, di wilayah pedalaman. Juga ditemukan segelintir bahasa yang akarnyadari Jawa, Melayu, atau Sansekerta.
Bukti lain pengaruh nusantara di Madagaskaradalah penemuan perahu cadik, peralatan besi, instrumen musik seperti gambang.Juga peralatan makan yang sangat 'tropis', sistem tanam padi, pisang, ubi jalardi sela-sela hutan.
"Kontribusi Indonesia ada pada bahasa,budaya, dan gen, yang terus berlanjut hingga saat ini di Madagaskar,"demikian isi laporan tim ilmuwan.
Bagaimana para perempuan ini sampai diMadagaskar, hingga kini masih jadi misteri besar. Tapi, ada tiga teori soalini.
Pertama, meski tak ada bukti, mereka dibawaoleh kapal dagang. Teori kedua, Madagaskar sejak dulu memang dijadikan kolonidagang atau tempat pelarian orang yang kehilangan tanah dan juga kuasa karenaekspansi Kerajaan Sriwijaya.
Hipotesis ketiga dan paling berani, paraperempuan itu kebetulan ada dalam kapal yang tanpa sengaja mengarungi samudera.Simulasi arus laut dan pola cuaca di musim hujan mendukung teori ini.
Memang, fakta membuktikan, reruntuhan kapalpengebom dari Sumatera dan Jawa saat Perang Dunia II terbawa arus keMadagaskar. Bahkan, dalam sebuah kasus, termasuk seorang korban selamat dalamsekoci yang berlabuh di Madagaskar.