Saat menyayangi seseorang, kita cenderungingin terlibat dalam seluruh kehidupannya, baik saat susah maupun senang. Saatkekasih tertimpa masalah, yang kita inginkan adalah menjadi seseorang yang bisamemberinya semangat, mencarikan solusi atau sekadar jadi 'sandaran bahu' kalasi dia sedih.
Ada di sampingnya saat si dia galau memangtidak salah, tapi Anda pun perlu tahu bahwa ada beberapa 'area' dalamkehidupannya yang bukan urusan Anda dan sebaiknya tidak dicampuri 'orang lain'.Meskipun Anda sebagai kekasih dan mungkin orang terdekatnya, ingatlah untuktahu batasannya. Seperti dilansir Madame Noire, berikut ini delapan masalahyang dialami kekasih yang sebaiknya tidak perlu Anda urus.
1. Pertengkaran dengan Keluarga
Saat kekasih Anda sedang bertengkar dengankeluarga baik itu orangtua maupun saudara, jangan pernah melakukan 'misi' untukikut mendamaikan mereka. Jangan mendorongnya untuk berbaikan jika dia tidak mauatau membuatkan 'skrip pidato' permintaan maaf untuknya, apalagi sampaimengajak bertemu anggota keluarga yang berselisih dengannya, karena ingin jadipendamai. Selama pasangan masih memperlakukan Anda dengan baik --dengan katalain masalahnya tidak sampai mengganggu hubungan asmara-- tak perlu mencampuriurusannya dan biarkan dia sendiri yang menyelesaikan masalah. Mungkin ada waktudi mana dia ingin curhat soal masalahnya tersebut. Jadilah pendengar yang baikdan tawarkan solusi hanya jika dia memintanya.
2. Masalah di Kantor
Anda tahu kalau kekasih sedang berusaha kerasmencari cara untuk dapat promosi jabatan atau mendapatkan proyek besar yangsangat menguntungkan. Simak saja perkembangannya diam-diam dan janganmemberondongnya dengan kata-kata "harus begini", "janganbegitu" atau "dengan cara ini kamu pasti berhasil".
Mungkin maksud Anda baik, memberikan motivasi.Tapi jika dilakukan terus menerus akan membuatnya merasa Anda melihatnyasebagai pria yang gagal dan kurang berambisi. Berikan saran jika diamemintanya, tapi jangan lantas menanyakan perkembangan proyek secara konstan.Percayalah, dia pasti akan memberitahu Anda bila dia mau.
3. Beban Emosional
Apakah kekasih punya luka emosional yang membekas?Mungkin jadi paranoid terhadap perselingkuhan atau tidak suka jika dirinyaterlalu dikontrol? Sebagian orang mungkin punya beban emosional hasil daripengalaman buruk di masa lalu yang mungkin sulit atau bahkan tak bisa hilang.Jika pasangan Anda sadar dia punya beban masa lalu, sudah jadi tugasnya untukmenyimpannya rapat-rapat. Dia tidak bisa secara irasional mengangkat masalah dikehidupannya yang dulu dan secara gamblang berkata, "Maaf kalau tadi akumarah, hanya teringat kenangan buruk dari mantan kekasih." Dia harus bisamengatasi emosi yang emosional dan bukan Anda yang harus jadi korban atas'kerusakan' yang tidak pernah Anda lakukan.
4. Bertengkar dengan Teman
Sama seperti pertengkaran dengan keluarga,jangan pernah ikut terlibat dalam konflik dengan teman apalagi sahabatnya. Diaakan merasa Anda berpikir kalau dia tidak bisa mengatasi masalah personalnyasendiri. Plus, pria biasanya punya cara sendiri yang jauh berbeda dari wanitauntuk mengakhiri pertengkaran dengan sesama pria. Jadi biarkanlah mereka dalamzonanya sendiri.
5. Masalah Keuangan
Kecuali Anda sudah jadi istri atau berencanamenabung bersama untuk mengumpulkan biaya pernikahan, jangan pernah mencampurimasalah keuangannya. Misalnya saja, dia perlu pinjaman yang cukup besar untukmembayar cicilan mobil atau tagihan kartu kredit, sementara uangnya sudah habiskarena kecerobohan yang dia lakukan sendiri.
Sebesar apapun keinginan Anda untukmembantunya, sebaiknya tahan saja. Terlebih lagi bila ternyata perlu waktu yangcukup lama bagi si dia untuk mengembalikannya, hanya akan membuat Anda sebal.Lebih buruknya lagi, jika suatu saat kalian berdua putus, akan canggung danlebih sulit lagi meminta uang Anda kembali.