4 sehat 5 sempurna memasukan buah sebagaisalah satu komponen yang penting dikonsumsi setiap hari. Namun sebuah datamiris yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) mengungkap bahwa hanya 4dari setiap 10 orang di Indonesia yang mengkonsumsi buah perhari.
Harga buah yang cukup tinggi diperkirakanmenjadi biang kerok rendahnya kesadaran mengkonsumsi buah di masyarakat.
Benarkah demikian? Jawabannya bisa benar, jikayang dipilih adalah jenis buah jenis impor yang mahal seperti anggur, kiwi,pear dll.
Sedangkan buah lokal, harganya masih bisadijangkau oleh kalangan masyarakat luas. Nilai gizi yang dikandung olehberbagai jenis buah lokal pun ternyata tidak kalah dengan nilai gizi buahimpor.
Gizi buah sebenarnya terpengaruh dari strukturtanah, dan perlakuan pasca panennya. Kandungan paling baik dalam nilai gizibuah, terdapat beberapa saat sebelum matang.
Sedangkan kebanyakan buah impor dipanen saatbelum matang, sebab proses pengepakan dan pengiriman ke negara lain akanmemakan waktu lama.
Akibatnya, kandungan gizi buah impor tidakmaksimal. Beda dengan buah lokal yang biasanya tidak butuh waktu lama dalammasalah pengiriman dan pengepakan.
Rambutan, duku, mangga, pisang, dan berbagaibuah lokal lainnya akan segera didistribusikan dari kebun petani ke pasaran,hanya beberapa hari sebelum matang.
Ini membuat nilai gizinya lebih maksimal.Lagipula, buah lokal kebanyakan tidak diberi pengawet seperti lapisan lilin,hingga lebih sehat dikonsumsi.
Harganya tentu juga tidak semahal buah impor,sebab ongkos pengirimannya tidak sebanyak impor.
Jadi, kenapa masih ragu mengkonsumsi buahlokal?